Dasar Manajemen Kesehatan pada Sapi Perah

Peternakan sapi perah merupakan salah satu bisnis peternakan yang menghasilkan susu sebagai komoditas utama, yang memiliki kandungan protein hewani yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan pencerahan masyarakat. Pemeliharaan sapi perah mencakup beberapa tahapan, seperti merawat sapi dara dan bunting, anakan (pedet), dan  Sapi kering (tidak sedang memproduksi susu). Adanya industrialisasi dalam sektor peternakan dan meningkatnya persaingan di pasar internasional telah mendorong pembiakan selektif sapi perah yang mampu menghasilkan tingkat produksi susu yang tinggi. Akan tetapi, dampak dari perkembangan ini adalah peningkatan kerentanan sapi perah terhadap penyakit. Peternakan sapi perah adalah proses ekonomi dimana faktor sumber daya diubah menjadi faktor pendapatan. Penyakit menyebabkan kerugian ekonomi yang besar pada peternakan sapi perah. Sebagai peternak atau manajer peternakan penting sekali memahami dasr manajemen kesehatan pada sapi perah. Dasar Manajemen kesehatan adalah metode untuk mengoptimalkan kesehatan, kesejahteraan dan produksi dalam populasi sapi perah. Hal itu, lanjutnya, dilakukan melalui analisis sistematis dari data yang relevan dan melalui pengamatan objektif yang teratur terhadap sapi dan lingkungan. Sehingga, keputusan yang terinformasi dan tepat waktu dibuat untuk menyesuaikan dan meningkatkan manajemen kawanan dari waktu ke waktu.

A. Manajemen Pencegahan Penyakit Pada ternak sapi Perah

Menjaga kesehatan sapi akan membantu peternak terhindar dari pengeluaran berlebih untuk mengobati sapi yang sakit. Beberapa hal yang dapat dilakukan peternak untuk menjaga kesehatan sapi, antara lain :

  1. Menjaga Kualitas Pakan Ternak

Pentingnya pakan dalam beternak sapi tidak dapat diabaikan sudah menjadi rahasia umum pakan mengambil 70% proporsi dari biaya produksi. Pakan yang ideal haruslah, kaya nutrisi untuk ternak, dan bebas dari zat-zat kimia berbahaya. Oleh karena itu, pemilihan pakan harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Jika sapi tidak mendapatkan pakan yang sesuai dengan kebutuhannya, dapat menyebabkan defisiensi zat makanan dan membuat sapi menjadi rentan terhadap penyakit. berikut ini macam-macam penyakit yang disebabkan oleh ganguan metabolik pada ternak sapi perah, antara lain:

  1. Ketosis: Terjadi ketika sapi mengalami ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan kebutuhan energi tubuh. Ini umumnya terjadi setelah melahirkan atau pada periode laktasi tinggi.
  2. Asidosis: Timbul akibat peningkatan produksi asam pada saluran pencernaan sapi, biasanya terjadi akibat pakan yang kaya karbohidrat cepat diurai atau karena perubahan pola pakan yang tiba-tiba.
  3. Hipocalcemia (susu rendah): Juga dikenal sebagai paresis puerperalis, terjadi ketika sapi mengalami defisiensi kalsium setelah melahirkan.
  4. Hipomagnesemia (grass tetany): Terjadi akibat defisiensi magnesium dalam darah, biasanya disebabkan oleh konsumsi pakan rendah magnesium pada sapi yang sedang makan rumput muda dengan pertumbuhan cepat.
  5. Aciduria rumen: Gangguan pada rumen sapi yang menyebabkan penurunan pH, biasanya disebabkan oleh pola makan yang buruk.
  6. Hipokalemia: Kekurangan kalium dalam darah yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada sapi.
  7. Sindrome Dislokasi Abomasum: Terjadi ketika bagian lambung (abomasum) sapi mengalami pergeseran, umumnya menyebabkan gangguan pencernaan dan masalah metabolik.
  8. Milk Fever: Juga dikenal sebagai hipokalsemia peripartum, terjadi ketika sapi kekurangan kalsium setelah melahirkan dan memulai masa laktasi.

Semua gangguan metabolik ini memerlukan perhatian medis dan manajemen yang baik untuk mencegah atau mengobatinya agar kesehatan dan produktivitas sapi tetap optimal.

2. Pemberian vaksin

Pemberian vaksin pada sapi berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh sapi terhadap berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri dan protozoa. Vaksinasi pada sapi akan menghindarkan sapi dari penyakit menular maupun tidak menular.

  1. Penyakit Paratuberculosis (Johne’s disease): Penyakit menular yang mempengaruhi saluran pencernaan sapi. Vaksinasi dapat membantu mengurangi penularannya.
  2. Infeksi Respiratory (Contoh: IBR, BRSV, PI3, BVD): Beberapa vaksin digunakan untuk mencegah penyakit pernapasan yang umum terjadi pada sapi perah.
  3. Mastitis: Meskipun bukan penyakit yang dapat dicegah sepenuhnya melalui vaksinasi, beberapa vaksin dapat membantu mengurangi tingkat infeksi pada kelenjar susu sapi.
  4. Penyakit Kaki dan Mulut (FMD): Vaksinasi menjadi bagian penting dalam pengendalian penyakit ini dalam daerah-daerah tertentu atau jika terjadi wabah.

3. Menjaga linkungan hidup ternak (kandang)

Kebersihan lingkungan hidup ternak (kandang) merupakan langkah pencegahan utama dalam mencegah penularan penyakit di antara ternak. Kandang yang kotor dan tidak terawat dapat menjadi tempat berkembang biak bagi patogen dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada ternak. Kandang yang bersih membantu menjaga kualitas udara yang baik di sekitar ternak. Kotoran dan limbah yang menumpuk dapat menghasilkan gas berbahaya seperti amonia dan metana, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan pernapasan ternak. Ternak yang hidup dalam kandang bersih cenderung memiliki kulit dan bulu yang lebih sehat. Kandang yang kotor dapat menyebabkan iritasi kulit, infestasi parasit, dan masalah kesehatan lain yang berhubungan dengan kondisi lingkungan yang tidak bersih. Kebersihan kandang juga berhubungan dengan kebersihan pakan dan air yang dikonsumsi oleh ternak. Kandang yang kotor dapat menyebabkan kontaminasi pakan dengan kotoran atau mikroba patogen, yang dapat mempengaruhi pencernaan dan kesehatan ternak secara keseluruhan. Kandang yang kotor dapat menyebabkan stres pada ternak dan mempengaruhi kesejahteraan mental mereka. Hewan yang tinggal dalam lingkungan yang kotor dan tidak sehat cenderung mengalami tekanan psikologis dan bisa menjadi kurang produktif.

4. Meningkatkan Eksternal dan Internal Biosekuriti

Internak dan eksternal biosekuriti merupakan dua aspek yang sangat penting dalam dunia peternakan dan pertanian. Biosekuriti adalah serangkaian langkah dan protokol yang dirancang untuk mencegah masuknya, penyebaran, dan penularan penyakit pada hewan dan tanaman. Berikut adalah pentingnya internak dan eksternal biosekuriti:

  1. Perlindungan Kesehatan Hewan dan Tanaman: Biosekuriti membantu melindungi kesehatan hewan ternak dan tanaman dari penyakit menular. Dengan menerapkan langkah-langkah biosekuriti yang tepat, risiko penularan penyakit dapat diminimalkan, menjaga populasi ternak dan tanaman tetap sehat.
  2. Pengendalian Penyebaran Penyakit: Internak biosekuriti, yang mencakup tindakan di dalam peternakan atau area pertanian, seperti membatasi akses orang asing, desinfeksi alat dan peralatan, dan mengisolasi hewan sakit, membantu mengendalikan penyebaran penyakit di antara hewan dalam peternakan atau area tertentu. Sementara itu, eksternal biosekuriti, seperti kontrol transportasi hewan dan produk pertanian, membantu mencegah masuknya penyakit dari luar.
  3. Pemenuhan Standar Kesehatan dan Peraturan: Dalam beberapa negara, ada standar kesehatan dan peraturan yang harus dipatuhi oleh peternakan dan area pertanian. Menerapkan biosekuriti memastikan bahwa standar ini terpenuhi, sehingga memastikan keamanan pangan dan perlindungan kesehatan masyarakat.
  4. Kestabilan Ekonomi Peternakan: Wabah penyakit dapat berdampak buruk pada industri peternakan dan pertanian, menyebabkan kerugian ekonomi yang besar. Dengan menerapkan biosekuriti, risiko wabah dapat dikurangi, yang pada gilirannya membantu menjaga kestabilan ekonomi sektor peternakan.
  5. Kepatuhan terhadap Persyaratan Ekspor: Beberapa negara membutuhkan bukti kepatuhan terhadap protokol biosekuriti tertentu sebagai syarat ekspor produk pertanian dan ternak. Dengan menerapkan biosekuriti, peternakan dan produsen dapat memenuhi persyaratan tersebut dan membuka peluang ekspor.
  6. Mengurangi Penggunaan Antibiotik: Biosekuriti yang baik membantu mencegah penyebaran penyakit, sehingga mengurangi kebutuhan penggunaan antibiotik dalam peternakan. Hal ini berkontribusi pada pencegahan resistensi antibiotik dan menjaga kualitas produk pertanian.

B. Dasar Pengobatan pada Ternak Sapi Perah

Peternak dalam pengobatannya ke ternak harus di awasi oleh drh (Dokter Hewan) di wilayah tersebut. Seperti halnya di luar negeri setiap peternak sudah memiliki dr hewan untuk berkonsultasi dan dokter hewan sudah memberikan list obat-obatan apa saja yang penting jika ditemukan penyakit yang sering menjangkit di wilayah tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *